Tags

, , ,


Jika sampean sedang mempertimbangkan untuk bekerja di Batam, dan belum ada bayangan kehidupan di pulau ini, perlu kiranya mencari tahu berapa sih standar minimal untuk hidup di Batam. Sehingga, sampean bisa itung2 berapakah gaji minimal, berapa biaya hidup, dan berapa yang mau ditabung. Ini berdasar interview saya terhadap salah satu teman. Mungkin tidak general, tapi lumayan bisa dipake pegangan.

Tempat tinggal
Sepakat ga kalo, tempat tinggal ato kos itu tergantung dari kondisi tempat itu sendiri. Kalo lokasi strategis dan bersih, tentunya akan lebih mahal daripada sekedar bersih. Kos di Batam itu sendiri bervariasi. Jika sampean akan bekerja di sekitar area Nagoya, Jodoh, Batu Ampar dan Batu Merah, salah satu hunian favorit ya Lancang Kuning. Ada 5 blok di area ini. Tiap blok terdiri 4 lantai dan tarifnya dibedakan menurut lantai. Tiap lantai selisih 40rb lebih murah. Pada saat posting ini dibuat, kamar di lantai 1 dihargai 480rb belum termasuk ongkos air dan listrik. Kisarannya nyampe Rp. 100rb lebih karena termasuk industri ringan. Kamar disana bisa ditempati hingga 4 orang.

Kos yang rada bagusan dikit dengan fasilitas AC dan dihargai 800rb pernah saya temui di Baloi, sekitar 5 KM dari Rusun El-Ka (demikian sering disebut). Sependek sepengatahuan saya, kos di Batam kisarannya antara 400 hingga 800rb.

Kos2an ini biasanya cocoknya buat bujangan. Di El-Ka sendiri, ada ketentuan khusus yang tidak membolehkan pasangan suami istri menginap. Jika sampean berniat bawa keluarga, kayaknya kok ndak cocok kalo tinggal di kos2an ya. Mungkin sewa rumah bisa dipertimbangkan.

Saya sempat survey beberapa perumahan di Batam. Di perumahan KDA, 20 Km dari Batu Ampar, sewa rumah untuk tipe 38, disewakan Rp. 900rb. Jika full furnish, dihargai 1.2 juta. Di perumahan Hang Tuah (1 Km dari perumahan KDA), rumah tipe 38 disewakan Rp. 700rb. Begitu pula, rumah di lokasi Tiban (5 KM dari) Simpang Jam. Di daerah Sengkuang (sekitar kawasan industri Batu Ampar), rumah juga masih disewakan dengan harga 700rb.

Transportasi
Transportasi memegang peranan penting dalam aktivitas sehari2 sampean. Berangkat dan pulang kerja, ngantar anak sekolah, ato cuma sekedar hanging out cari makan. Sistem transportasi di Batam masih buruk. Saya sampe sekarang ga paham dengan rute angkot2 itu kecuali metro trans JONO (Jodoh – Nongsa). Kecuali kendaraan pribadi, ada 3 macam moda transportasi yang bisa dimanfaatkan di sini. Metro trans (alias angkot), ojek, dan taksi. Dari kawasan Jodoh (jalan Raja Ali Haji, jalan Teuku Umar dan Imam Bonjol) ke Batam Center, ongkosnya kira2 Rp. 5000. Jika naik ojek, kira2 Rp. 15000. Jika naik taksi, kira2 Rp. 50000.

Untuk lokasi El-Ka ke Batu Ampar, naik ojek itu kira2 Rp. 700o.  Jika naik taksi-tidak-langsung (di Batam, sampean bisa berbagi taksi dengan orang lain asal masih dalam satu jurusan), ongkosnya Rp. 3000. Sayangnya Metro Trans tidak lewat ke Batu Ampar.

Kendaraan pribadi juga bisa dijadikan alternatif. Seperti yang saya bilang di atas, sistem di sini masih buruk. Sehingga, beberapa teman termasuk saya sendiri lebih menyukai mengendari kendaraan pribadi. Tidak bergantung dengan moda transportasi apapun, dan sampean punya kendali penuh atas waktu. Ga perlu nunggu di pinggir jalan dan menggerutu karena si angkot ngetem. Untuk jenis moda yang satu ini, ada keunikan yang saya temui di Batam. Sampean bisa sewa motor loh! Harga sewanya Rp. 150rb untuk sebulan. Kalo sewa mobil, saya kurang tau ya.

Kalo mempertimbangkan membeli, bisa juga sih. Ada kendaraan bekas yang bisa dibeli di showroom2 di Batam. Jika sampean memang berniat tidak lama menetap di Batam, mungkin kendaraan bekas cocok untuk sampean. Jika tidak, pertimbangkan beli motor baru. Ada salah satu saran dari teman tentang motor bekas di Batam. “Paling susah, kalo dapat motor ex-ojek. Medan di Batam itu berat, jadinya motor itu suka ‘dipaksa’ sampe maksimum. Sehingga kita dapat sampah, kalo ga bisa milih dengan bener.“, demikian anjurannya. “Lebih baik beli motor dari teman yang lu kenal, sehingga ngerti sejarah2nya. Ato, kalo ngerti mesin ya silakan dicek sendiri, sehingga ga menyesal belakangan.“, lanjutnya. Kendaraan bekas banyak dijual di Batam, karena si pemiliknya pulang kampung, di-PHK ato diterima bekerja di tempat lain. Besar kemungkinan, motor2 itu masih dari tangan pertama. Dalam beberapa kasus yang saya temukan, malah motor2 itu blum lunas kreditannya.

Makan
Budget yang satu ini wajib ndak boleh lupa. Karena alasan dasar orang kerja ya kerja nyari duit buat makan. Bener ndak? Untuk makan, kisarannya antara Rp. 9000 sampe Rp. 12000 per sekali makan tanpa minum. Harga Rp. 7000 itu nasi sayur. Selisihnya itu tinggal masalah lauknya aja. Trus, kalo minumnya air putih, ya gratis. Kalo teh obeng, kira2 Rp. 1000.  Untuk makan di Mall, kayaknya ga recommended untuk hidup hemat, karena makan disini minimal harganya Rp. 15000 (not included tax). Teh obeng aja bisa nyampe Rp. 3000.

Warung2 yang ada disini kebanyakan masakan Minang. Kalo perut ndak tahan dengan pedasnya dan pengen njaga kadar kolesterol, coba warung sunda yang juga cukup banyak disini. Warung nasi campur ala Jawa Timur juga ada. Seafood ala Surabaya juga banyak ditemui disini.

Kalo sarapan pagi harganya lebih murah. Secara porsinya lebih kecil dan bukan makanan kelas berat. Bubur ayam dibandrol Rp. 6500. Sedangkan nasi pecel bisa terbeli dengan Rp. 7000. Sedangkan, pasar kecil makanan di depan McDermott rata2 dihargai Rp. 5000. Tentu saja, porsinya lebih kecil. 🙂

Kesimpulan:
Minimum biaya hidup layak ukuran saya untuk bujangan di Batam adalah:

Kos              :   Rp.  400.000 (asumsi sampean tinggal sendiri di kamar)
Makan        :   Rp.  750.000 (asumsi rata Rp. 9000 x 30 hari x 2 kali makan + Rp. 5000 x 30 hari sarapan)
Transport : Rp.   200.000 (asumsi sampean tinggal dekat dengan tempat kerja. Rp. 4000 x 25 hari x 2 PP)
Total               : Rp. 1.350.000

Itu bisa lebih sampean hemat jika sampean ngekos berbagi kamar dengan teman. Untuk transport, diasumsikan sampean tinggal di dekat kantor yang dilalui jalur metro trans, ato berbagi taksi. Kalo numpang, kayaknya bisa lebih hemat tuh. Beberapa perusahaan memberikan fasilitas antar jemput juga dan memberikan uang makan.

Yang belum ketauan adalah biaya kesehatan mengingat sampean ga selalu sehat setiap saat, kemudian kebutuhan sandang. Buat cewek, mungkin kebutuhan yang satu ini juga perlu diperhitungkan.

Kalo anda sudah berkeluarga, susah ngitungnya karena terlalu banyak asumsi yang harus saya bikin.